Involusi PKS

 

Dahlan Iskan dalam tulisannya di disway.id, 3 Desember 2020, membahas perubahan logo PKS.

 

Ia mengaitkan dengan kebiasaan PKS mengundang orang luar untuk berbicara di forum mereka, Dahlan termasuk di antaranya.

 

Saat itu, Dahlan menyampaikan saran di forum pimpinan PKS bahwa kalau ingin besar, PKS harus hijrah. PKS harus mengubah ideologi.

 

Karena itu, perubahan logo ini menandakan PKS sedang berubah, bergeser menjauhi simbol identitas Islam demi segmen yang lebih luas.

 

Baju Islam Terlalu Kecil

 

Pola ini serupa dengan kejadian di masa Reformasi 1998, ketika para tokoh Islam berembuk untuk mendirikan partai Islam yang menyatukan mereka.

 

Namun, Amien Rais sebagai motor utama gerakan reformasi, menolak tawaran itu. Ia menyebut baju Islam terlalu kecil buat dirinya.

 

Amien Rais memilih baju nasionalis yang lebih luas, sehingga dia mendirikan PAN yang tidak berasas Islam.

 

Akhirnya, partai Islam bersatu pun gagal dibentuk. PAN sendiri tetap tak mampu merengkuh basis massa nasionalis.

 

Inovasi dan Involusi

 

Idealnya, perkembangan organisasi adalah gerak maju ke luar. Namun, tak sedikit organisasi yang mengalami involusi, yaitu gerak mundur ke dalam.

 

Contoh involusi adalah kaderisasi yang lamban, birokrasi organisasi yang semakin rumit, dan minimnya inovasi yang substansial.

 

Perubahan logo sendiri termasuk inovasi yang kosmetik, bukan substansial. Saat ini memang sulit ditemukan gagasan atau inovasi PKS yang substansial.

 

Bisa jadi, penyebab minimnya inovasi PKS dalam masalah organisasi dan kebangsaan adalah akibat maraknya inovasi dalam peribadatan, seperti tahlilan (walaupun online).

 

Membaur Tanpa Melebur

 

Kekalahan umat Islam bukan karena faktor eksternal, melainkan karena faktor internal (kesalahan orang Islam sendiri), yaitu meninggalkan ajaran Islam yang murni.

 

Sehingga Gerakan Tajdid memperjuangkan kembalinya ajaran Islam yang murni, Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman generasi awal (salafus shalih).

 

Sebagai Gerakan Tajdid, PKS memiliki kaidah membaur tanpa melebur (يختلطن ولكن يتميزون), yaitu berinteraksi dengan masyarakat tanpa terkontaminasi nilai-nilai dan tradisi status quo.

 

Namun ketika Gerakan Tajdid sudah melebur dengan nilai-nilai dan tradisi status quo, involusi menjadi niscaya.

 

Laksana ikan yang hidup di lautan, sekelilingnya asin tetapi ia tidak ikut menjadi asin. Ikan tersebut menjadi asin ketika dia sudah mati.

 

Wallahu A'lam

 

Akhukum Fillah

Abdullah Brolitaria As-Salafy

Komentar