Menurut survei Pusat Penelitian Pew, Juni 2020, 25% orang dewasa di Amerika
Serikat (AS) menganggap ada beberapa kebenaran dalam teori konspirasi yang
menyatakan bahwa Covid-19 adalah wabah yang direncanakan.[1]
Jajak pendapat YouGov dan Yahoo News, Mei 2020, menemukan bahwa 44%
pendukung Partai Republik, 19% Demokrat, dan 24% independen percaya bahwa Bill
Gates akan menggunakan vaksinasi massal Covid-19 untuk menanam perangkat
pelacak ke manusia.[2]
Pada Maret 2020, Bill Gates berbicara dalam TedTalk, di menit 34:13 Gates
mengatakan, “Pada akhirnya, yang harus kita miliki adalah sertifikat siapa yang
sudah sembuh, siapa yang sudah divaksinasi.”[3]
Pemercaya Teori Konspirasi (konspirasis) mengatakan bahwa perkataan Gates
tersebut menunjukkan keinginannya menjadikan vaksin Covid-19 sebagai penanda
(dengan sertifikat digital) bagi orang yang boleh melakukan perjalanan selama
lockdown.
Konspirasis kristiani kemudian menghubungkannya dengan ayat Alkitab tentang
tanda yang dibuat oleh Binatang 666.
"Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,
kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau
pada dahinya" (Kitab Wahyu 13:16).
Sedangkan konspirasis muslim menghubungkannya dengan hadits yang
menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تَخْرُجُ الدَّابَّةُ مَعَهَا عَصَا مُوسَى
وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ فَتَجْلُو وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا وَتَخْتِمُ أَنْفَ
الْكَافِرِ بِالْخَاتَمِ حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْخِوَانِ لَيَجْتَمِعُونَ
فَيَقُولُ هَذَا يَا مُؤْمِنُ وَيَقُولُ هَذَا يَا كَافِرُ
"Akan keluar binatang
melata dengan membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman, lalu ia akan menyinari
wajah mukmin dengan tongkat dan menstempel hidung orang kafir dengan cincin
sehingga orang-orang yang ada di meja makan berkumpul (dan dapat mengenali satu
persatu) seraya berkata; ini mukmin, dan yang lain berkata; ini kafir."
(HR. Ahmad no. 9966)
Terus bertambahnya jumlah pemercaya Teori Konspirasi (konspirasis) antara
lain disebabkan adanya beberapa teori konspirasi yang terbukti benar. Seperti Eksperimen
Sifilis Tuskegee, Operasi Northwoods, Proyek MKUltra, dst.[4][5]
Keyakinan para konspirasis semakin bertambah setelah terbongkarnya kejahatan
Jeffrey Epstein, seorang investor dan sosialita, yang ternyata menjalankan
bisnis prostitusi perempuan di bawah umur untuk tokoh-tokoh elit AS dan Eropa.
Sebelumnya, sudah beredar teori konspirasi yang menyatakan adanya komplotan
rahasia pemuja Setan yang menjalankan jaringan perdagangan seks anak, serta melibatkan
artis, pengusaha, dan politisi liberal.
Namun teori konspirasi tersebut dianggap lelucon karena kemudian muncul
narasi-narasi lain yang membumbui, seperti lokasi perdagangan seks anak yang dikatakan
bertempat di jaringan bawah tanah restoran Comet Ping Pong di Washington, D.C.
Setelah kejahatan Epstein terbongkar, terungkap beberapa tokoh elit yang
terlibat dalam lingkarannya, seperti mantan pemimpin Senat Demokrat, George
Mitchell; anak ketiga Ratu Inggris, Pangeran Andrew; dan mantan presiden AS, Bill
Clinton.
Epstein sendiri terungkap memiliki hubungan dengan presiden Trump, dari
partai Republik (konservatif). Namun Trump mengatakan hubungan mereka hanya
sebatas bisnis dan sebagai sesama sosialita.
Sedangkan mantan presiden AS, Bill Clinton, diketahui kerap mengunjungi
pulau pribadi Epstein, serta menaiki jet pribadi Epstein yang dijuluki Lolita
Express. Agustus 2020, beredar foto tahun 2002 di mana Bill Clinton sedang dipijat
'budak seks' Epstein setelah menaiki Lolita Express.[6]
Dan ternyata, Bill Gates pun kerap melakukan pertemuan dengan Epstein
bahkan setelah Epstein terbukti melakukan kejahatan seks. Dua anggota inner
circle Bill Gates – Boris Nikolic dan Melanie Walker – adalah orang dekat Epstein
dan berfungsi sebagai perantara antara Gates dan Epstein.[7]
Para konspirasis menjadikan hubungan Gates dan Epstein sebagai bukti
eratnya kerja sama antara tokoh-tokoh elit liberal AS. Hal ini kemudian menjadi
landasan dugaan bahwa Gates adalah bagian dari komplotan rahasia yang hendak
mengangkangi hak-hak masyarakat AS.
Semakin maraknya peredaran teori konspirasi, terutama di saat masyarakat
tertekan akibat pandemi, membuat kita harus mampu memilah informasi yang
diterima.
Teori konspirasi serupa dengan Kisah Israiliyat, yaitu kita tidak boleh
langsung mendustakan atau
membenarkan semuanya.
لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم
“Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan
jangan pula mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 4485)
Namun jika kita tidak mampu memilah informasi yang terkandung dalam teori
konspirasi, sebaiknya kita tinggalkan semua hal tersebut, dan lebih menyibukkan
diri pada hal yang sudah pasti, yaitu menjalankan kewajiban dan meninggalkan
larangan yang telah diperintahkan Allah 'azza wa jalla.
Wallahu a'lam
Abdullah Brolitaria As-Salafy
[1] https://www.pewresearch.org/fact-tank/2020/07/24/a-look-at-the-americans-who-believe-there-is-some-truth-to-the-conspiracy-theory-that-covid-19-was-planned/
(diakses pada 1/10/2020, pukul 8.03).
[2] https://www.businessinsider.com/why-people-believe-conspiracy-theories-about-the-coronavirus-pandemic-2020-4?r=US&IR=T
(diakses pada 1/10/2020, pukul 8.08).
[3] https://youtu.be/Xe8fIjxicoo
(diakses pada 1/10/2020, pukul 8.25).
[4] https://historia.id/politik/articles/sepuluh-teori-konspirasi-amerika-yang-terbukti-benar-6aewW
(diakses pada 1/10/2020, pukul 9.05).
[5] https://www.history.com/topics/us-government/history-of-mk-ultra
(diakses pada 1/10/2020, pukul 9.11).
[6] https://www.thescottishsun.co.uk/news/5952881/bill-clinton-massage-epstein-sex-slave-lolita-express-plane/
(diakses pada 1/10/2020, pukul 10.02).
[7] https://www.nytimes.com/2019/10/12/business/jeffrey-epstein-bill-gates.html
(diakses pada 1/10/2020, pukul 10.05).
Komentar
Posting Komentar